Pages

Sabtu, 02 April 2011

Ramalan. Bolehkah??


“Kamu akan beruntung hari ini. Jodoh kamu akan menghampirimu di hari ini.”
Pasti kalian udah sering banget menemukan kalimat-kalimat semacam ini. Yups. Ini yang biasanya dikatakan oleh para peramal. Tidak hanya kabar baik saja yang diungkapkan, kabar buruk pun juga sering dikatakan. Lalu kalian percaya gak sih, sama yang namanya ramalan?? Apakah ramalan yang diberikan para peramal akan benar-benar terjadi?
Jika ada peramal yang mengatakan, “Nanti kalau kamu udah dewasa, kamu bakalan jadi orang sukses, kaya, tajir, punya kedudukan tinggi, luas garasi rumah kamu sekecil parkiran bandara Soekarno-Hatta, punya koleksi ferrary, ghos, bmw, mercy, lamborgini, Porpose, dll lengkap dari tahun pertama ampe konsep.” Kalian bakalan percaya gak??
Menurut survey kecil-kecilan yang saya adakan, mayoritas memang bilang tidak percaya dengan ramalan dengan alasan syirik. Bagus itu. Bukan karena saya ingin menjatuhkan profesi para peramal dengan mengucapkan bagus untuk orang-orang yang tidak percaya kepada ramalan. Saya hanya mengacungkan jempol terhadap orang-orang yang sangat setia kepada Tuhannya. Ok, kembali pada hasil survey yang saya buat. Sebagian lainnya berkata, “Gak percaya. Tapi kalo buat seru-seruan asik juga.”
Nah, sekarang kita mulai sangkutkan dengan agama. Kebetulan saya beragama Islam, jadi saya hanya bisa menyangkutpautkan topik pembicaraan kita dengan agama yang saya anut. Ini adalah beberapa hasist yang menerangkan tentang orang yang percaya atau mendatangi peramal:
“Barangsiapa yang mendatangi seorang peramal lalu mempercayai apa yang diramalkan, maka ia telah kufur terhadap wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam .” (HR. Tirmidzi No. 135, Abu Dawud No. 3904, Ibnu Majah No. 639 dan Ahmad No. 9252)
“Barangsiapa yang mendatangi seorang peramal lalu menanyakan kepada tentang satu ramalan, maka tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh malam.” (HR. Muslim 2230)
Oh ya, kalau menurut ajaran agama Islam, yang tahu hal ghaib atau yang belum pernah terjadi hanyalah Allah semata:
”Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)” [Al An’aam:59]
Selain itu, Allah juga menyatakan bahwa orang yang percaya dengan ramalan berarti dia telah syirik, sesuai dengan hadist ini:
“Barangsiapa membatalkan maksud keperluannya karena ramalan mujur-sial maka dia telah syirik kepada Allah. Para sahabat bertanya, “Apakah penebusannya, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ucapkanlah: “Ya Allah, tiada kebaikan kecuali kebaikanMu, dan tiada kesialan kecuali yang Engkau timpakan dan tidak ada Tuhan kecuali Engkau.” (HR. Ahmad)
Ramalan mujur-sial adalah syirik. (Beliau mengulanginya tiga kali) dan tiap orang pasti terlintas dalam hatinya perasaan demikian, tetapi Allah menghilangkan perasaan itu dengan bertawakal. (HR. Bukhari dan Muslim)
Jadi, sebagai pemeluk agama Islam, yang patut kita jadikan pedoman adalah Al-Quran dan Al-Hadist, bukannya ramalan. Menurut sepengetahuan saya, ramalan itu banyak kesalahannya daripada benernya. Kalaupun itu bener, kebanyakan adalah keberuntungan peramal dalam menebak-nebak.
Eh, percaya sama ramalan juga bisa ngejatohin kita lho. Kalau kita menerima ramalan yang baik atau kalau kita menerima ramalan tentang keberuntungan, kita akan terlalu bersemangat untuk menjalani hidup. Tapi, kalau ramalan itu tentang hal yang buruk atau kesialan, kita akan down, gak semangat dalam hidup, dll. Coba kalau kita percaya dengan Tuhan, kita akan merasa tenang dan damai. Biarlah masa depan menjadi suatu rahasia. Tau gak, kalau rahasia dari Tuhan akan menjadi kejutan bagi kita yang akan membuat lebih kuat dalam menghadapi hidup.
OK, tadi kita udah bahas dari segi agama, sekarang kita akan bahas sesuai dengan logika. Andai kalian punya pacar. Kalian udah terlalu percaya sama pacar kalian kalau pacar kalian tuh sayang banget sama kalian. Tiba-tiba suatu hari kalian mergokin pacar kalian yang sedang bermesraan sama orang lain. Gimana perasaan kalian?? Sakit gak? Marah gak? Itu juga yang dirasakan oleh Tuhan kita apabila kita percaya sama ramalan. Kita sama saja dengan menduaka Tuhan. Tuhan pastinya akan murka. Kita pastinya akan menjauh dari Tuhan dan Tuhan akan menghukum kita. Jadi, sebagai insan yang baik, sebaiknya kita lebih mempercayai Tuhan dari pada ramalan yang belum tentu kebenarannya.

Sumber:

2 komentar:

  1. hmm, dari dulu ane juga ga begitu tertarik ama yg namanya ramalan, hhee...

    Contohnya kalo ditanya bintangmu apa, pasti ane jawab ga tau.. Ya emank ga tau.. :P

    BalasHapus
  2. bagus itu, bos.,.,
    walaupun ternyata yang bikin gag tertarik itu.,.,
    Nyehehehe.,.,

    BalasHapus